Hari Jum’at lalu tanggal 18 Agustus 2023, tim KAP Agus Ubaidillah dan Rekan kembali melaksanakan kegiatan Technical Gathering on Friday (TGIF) untuk yang ke 20 (dua puluh) kalinya. 

KAP Agus Ubaidillah dan Rekan (TGS AU Partners) terus berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan TGIF dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pembelajaran bagi seluruh karyawan KAP Agus Ubaidillah dan Rekan. KAP Agus Ubaidillah dan Rekan berkomitmen agar TGIF ini bisa terus dikembangkan hingga menjadi media pembelajaran bagi masyarakat luas. Narasumber TGIF dibawakan oleh Anggara Aji Wijayanto dan Harti Novika sebagai Associate Audit KAP Agus Ubaidillah dan Rekan (TGS AU Partners). Materi presentasi yang dibawakan mengenai “Penilaian Risiko Salah Saji Material (ISA 315).”

Lima Komponen Utama Dari Kerangka Pengendalian Internal

Pengendalian internal adalah proses yang dirancang dan diimplementasikan oleh suatu organisasi untuk memastikan pencapaian tujuan, efisiensi operasional, akurasi pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap regulasi. Komponen-komponen pengendalian internal sering kali disebut sebagai "Kerangka Pengendalian Internal COSO" (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission), yang merupakan panduan umum untuk pengendalian internal.

Berikut adalah lima komponen utama dari kerangka pengendalian internal COSO:

  1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian mengacu pada budaya organisasi yang menciptakan dasar untuk seluruh sistem pengendalian. Faktor-faktor dalam lingkungan pengendalian meliputi integritas dan etika, komitmen manajemen terhadap pengendalian, gaya kepemimpinan, struktur organisasi, dan kebijakan dan praktik sumber daya manusia.

  1. Proses Penilaian Risiko

Perusahaan perlu mengidentifikasi dan menilai risiko-risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan. Hal ini melibatkan identifikasi risiko-risiko yang mungkin terjadi, mengukur dampak dan kemungkinannya, dan menentukan bagaimana mengelola atau merespons risiko tersebut.

  1. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah tindakan-tindakan konkrit yang diambil oleh organisasi untuk mengurangi risiko dan memastikan pencapaian tujuan. Contoh aktivitas pengendalian termasuk prosedur-prosedur operasional, pembagian tanggung jawab, verifikasi dan persetujuan, pemantauan kinerja, serta teknologi informasi yang mendukung pengendalian.

  1. Informasi dan Komunikasi

Pengendalian internal memerlukan pertukaran informasi yang tepat dan relevan di seluruh perusahaan. Hal ini mencakup komunikasi yang efektif tentang tugas dan tanggung jawab, pengukuran kinerja, serta informasi mengenai risiko dan pengendalian.

  1. Pemantauan atas Pengendalian

Perusahaan perlu terus memantau efektivitas sistem pengendalian internal. Pemantauan dapat dilakukan melalui peninjauan internal atau eksternal, audit, pengujian, dan pelaporan mengenai pelanggaran atau kelemahan yang ditemukan.

Pentingnya Auditor Memahami Penilaian Risiko Salah Saji Material (ISA 315)

Penilaian risiko salah saji material adalah konsep yang sangat penting dalam melakukan audit. ISA 315 (International Standard on Auditing 315) adalah standar yang membahas bagaimana auditor harus memahami risiko-risiko yang terkait dengan laporan keuangan klien mereka. Berikut adalah beberapa alasan mengapa auditor perlu memahami penilaian risiko salah saji material sesuai dengan ISA 315:

  1. Perencanaan audit yang efektif: Memahami risiko salah saji material membantu auditor dalam merencanakan audit dengan lebih efektif. Dengan menilai risiko, auditor dapat mengidentifikasi area-area yang memiliki potensi risiko lebih tinggi dan menyesuaikan perencanaan audit untuk mengatasi risiko tersebut.

  2. Pemilihan bukti audit yang relevan: Penilaian risiko membantu auditor dalam menentukan jenis dan jumlah bukti audit yang perlu dikumpulkan. Area-area dengan risiko lebih tinggi mungkin memerlukan lebih banyak bukti audit untuk memastikan bahwa informasi keuangan yang dilaporkan benar adanya.

  3. Pengembangan pengujian substansial yang memadai: Penilaian risiko membantu auditor dalam merencanakan pengujian substansial yang sesuai. Pengujian substansial adalah pengujian yang mendalam dan intensif untuk menguji kelayakan dan akurasi informasi keuangan.

    Rekomendasi Artikel.

  4. Penentuan efektivitas pengendalian internal: Auditor perlu memahami bagaimana pengendalian internal bekerja dalam mengurangi risiko kesalahan. Dengan memahami penilaian risiko, auditor dapat menilai apakah pengendalian internal sudah cukup efektif atau apakah perlu dilakukan pengujian lebih lanjut.

  5. Penilaian keseluruhan risiko audit: Penilaian risiko salah saji material membantu auditor dalam menggabungkan informasi tentang risiko yang berkaitan dengan lingkungan dan risiko spesifik pada pernyataan keuangan. Ini membantu dalam penilaian keseluruhan risiko audit.

  6. Pemberian rekomendasi untuk perbaikan: Dengan memahami risiko, auditor dapat memberikan rekomendasi kepada manajemen tentang perbaikan pengendalian atau proses bisnis untuk mengurangi risiko kesalahan.

  7. Pelaporan kepada pihak yang berkepentingan: Memahami risiko memungkinkan auditor untuk memberikan laporan yang lebih informatif dan relevan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, seperti manajemen, dewan direksi, dan investor.

Kesimpulan

Semua komponen utama dari kerangka pengendalian internal adalah saling berhubungan dan saling mendukung dalam membangun kerangka kerja pengendalian internal yang kokoh. Pengendalian internal yang baik membantu organisasi untuk mencapai tujuannya secara efisien, menghindari kerugian atau penyalahgunaan, serta memberikan keyakinan kepada manajemen dan pihak luar bahwa operasi berjalan dengan baik dan pelaporan akurat. 

Dalam rangka mematuhi ISA 315, auditor harus memiliki pemahaman yang kuat tentang lingkungan bisnis klien, pengendalian internal yang ada, serta risiko-risiko yang berkaitan dengan kesalahan materi dalam laporan keuangan. Semua ini penting untuk memastikan bahwa audit dilakukan dengan baik dan laporan keuangan yang dihasilkan akurat serta dapat diandalkan.

Rekomendasi Artikel.