Akuntansi persediaan sangat penting bagi perusahaan dagang atau perusahaan manufaktur karena berpengaruh terhadap pengukuran kinerja perusahaan diantaranya jumlah laba kotor, marjin laba kotor, laba bersih dan jumlah total aset khususnya aset lancar, dengan demikian akuntansi persediaan diatur oleh PSAK 14. Artikel ini ditulis oleh Venna Priscilla, SE, Ak, CA - Partner Accounting Services, KAP Agus Ubaidillah dan Rekan (TGS AU Partners).

Beberapa hal yang menjadi isu dalam akuntansi persediaan diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Apa saja biaya yang harus atau boleh dicatat sebagai persediaan?

  • Bagaimana alokasi biaya umum untuk dicatat sebagai persediaan?

  • Pengaruh kapasitas produksi di dalam alokasi biaya persediaan, bagaimana mencatat harga pokok persediaan?

  • Bagaimana membuat proses akuntansi persediaan yang melibatkan banyak komponen dan kegiatan produksi yang kompleks menjadi proses akuntansi yang sederhana tetapi tepat?

Poin Penting PSAK 14

PSAK 14 tentang Persediaan menentukan bagaimana perusahaan mencatat jumlah biaya yang diakui sebagai aset (persediaan), pengukuran persediaan di laporan posisi keuangan, dan perlakuan akuntansi atas persediaan saat terjadinya penjualan. 

Versi terakhir PSAK 14 saat artikel ini ditulis adalah perubahan pada tahun 2014 efektif per tanggal 1 Januari 2017.

Ruang Lingkup PSAK 14

PSAK 14 diterapkan untuk seluruh persediaan, kecuali:

  • Pekerjaan dalam proses yang timbul dalam kontrak konstruksi, termasuk kontrak jasa yang terkait langsung (diatur di PSAK 34: Kontrak Konstruksi)

  • Instrumen keuangan (diatur di PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian dan PSAK 55: Instrumen Keuangan: pengakuan dan Pengukuran)

PSAK 14 tidak diterapkan untuk pengukuran persediaan yang dimiliki oleh:

  • Produsen produk agrikultur dan kehutanan, hasil agrikultur setelah panen, dan mineral dan produk mineral, sepanjang persediaan tersebut diukur pada nilai realisasi neto sesuai dengan praktik yang berlaku di industri tersebut. Perubahan nilai realisasi bersih diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya.

  • Pialang-pedagang komoditi yang mengukur persediaannya pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Perubahan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya.

Apakah yang dimaksud dengan Persediaan?

Persediaan menurut PSAK 14 adalah aset yang memiliki kriteria sebagai berikut:

  1. tersedia untuk dijual;

  2. dalam proses produksi untuk penjualan tersebut;

  3. dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. 

    Rekomendasi Artikel.

Jenis-jenis Biaya yang dapat dicatat sebagai Persediaan

Biaya persediaan diperoleh dari biaya perolehan yang meliputi :

  • Biaya pembelian;

  • Biaya konversi;

  • Biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai.

Biaya Pembelian

Biaya pembelian persediaan menurut PSAK 14 meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak lainnya, kecuali yang dapat ditagih kembali kepada kantor pajak. 

Biaya Konversi

Biaya konversi diantaranya termasuk biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi dan biaya overhead produksi tetap & variabel yang dialokasikan secara sistematis.

Mengalokasikan Biaya Overhead Menjadi Biaya Persediaan

Biaya overhead tetap diantaranya adalah penyusutan, pemeliharaan bangunan & peralatan pabrik, dan biaya manajemen & administrasi pabrik. 

Untuk menentukan biaya overhead tetap menurut PSAK 14, biaya overhead tetap harus dihitung berdasarkan kapasitas fasilitas produksi normal. Sebagai contoh, sebuah mesin pabrik yang kapasitas normal produksinya 1000 unit per bulan dan penyusutan per bulan Rp 10.000.0000. Pada kapasitas normal maka biaya overhead tetap per unit persediaan adalah Rp10.000.000 dibagi dengan 1000 unit yaitu Rp10.000 per unit persediaan.

Bila kapasitas yang diproduksi hanya 100 unit per bulan maka biaya overhead tetap yang dikenakan ke tiap unitnya adalah Rp10.000, sehingga biaya biaya penyusutan yang dialokasikan ke biaya overhead tetap adalah Rp 10.000 x 100 unit = Rp 1.000.000. 

Artinya terdapat biaya penyusutan sebesar Rp 9.000.0000 yang belum dialokasikan karena rendahnya tingkat produksi. Biaya sebesar Rp 9.000.000 harus dialokasikan ke beban di laporan laba rugi pada periode terjadinya. 

Bila tingkat produksinya lebih tinggi dari kapasitas normal misalnya 1500 unit, maka jumlah biaya overhead tetap yang dialokasikan per unit menjadi lebih kecil dari contoh pertama, yaitu menjadi sebesar Rp 10.000.000 / 1500 = Rp 6.667.

Biaya yang tidak boleh dicatat sebagai Persediaan menurut PSAK 14

Menurut PSAK 14 berikut ini adalah contoh biaya yang dikeluarkan dari persediaan dan diakui sebagai beban pada periode terjadinya:

  • Jumlah pemborosan bahan baku, tenaga kerja atau biaya produksi lainnya yang tidak normal

  • Biaya penyimpanan kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses produksi sebelum tahap produksi berikutnya

  • Biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan kontribusi untuk membuat persediaan 

  • Biaya penjualan

Untuk pemberi jasa, nilai persediaan yang dicatat sebesar biaya produksinya yang terdiri dari biaya tenaga kerja dan biaya personalia lainnya yang secara langsung menangani pemberian jasa, termasuk personal penyelia, dan overhead yang dapat diatribusikan. Biaya tenaga kerja dan biaya lainnya yang terkait dengan penjualan dan administrasi umum diakui sebagai beban pada periode terjadinya.

Teknik Pengukuran Biaya

PSAK 14 memberikan beberapa pilihan untuk memudahkan perhitungan biaya persediaan, dengan syarat hasilnya mendekati biaya sebenarnya. Pengukuran biaya persediaan menurut PSAK 14 dapat dilakukan dengan 2 teknik yaitu:

  1. Metode biaya standar yaitu menghitung nilai persediaan dengan menggunakan komponen tingkat kapasitas normal penggunaan bahan, perlengkapan, tenaga kerja, efisiensi dan utilisasi kapasitas, dan

  2. Metode eceran (retail) dapat digunakan untuk perusahaan perdagangan eceran untuk mengukur jumlah persediaannya. Metode eceran menghitung nilai persediaan untuk setiap kelompok produk yang mempunyai margin keuntungan yang sama dengan cara menggunakan persentase tertentu dari nilai penjualan.

Rumus Biaya

Entitas menghitung persediaan dengan rumus biaya berikut:

  1. Produk yang bersifat unik per unitnya, barang/jasa untuk proyek khusus dan tidak dapat digantikan satu dengan lainnya, maka menggunakan rumus biaya identifikasi khusus. Biaya identifikasi khusus yaitu biaya yang dikeluarkan khusus untuk memperoleh barang/jasa tersebut; Atau

  2. Jika tidak memenuhi kriteria tersebut, maka biaya persediaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP) atau rata-rata tertimbang. Entitas harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap seluruh persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama. 

Pengukuran persediaan pada tanggal laporan keuangan

Pada tanggal laporan keuangan, Persediaan diukur menggunakan nilai mana yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto. Net realizable value atau nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual persediaan dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan. 

Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.

Perlakuan akuntansi atas persediaan saat terjadi penjualan persediaan

Jika persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui sebagai beban, yaitu harga pokok penjualan pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. 

Rekomendasi Artikel.