Pengendalian internal yang dirancang dan diimplementasikan dengan tepat akan meningkatkan keandalan suatu laporan keuangan. Auditor sebagai pihak yang independen dengan pengalaman profesionalnya dituntut untuk mampu mengidentifikasi apakah terdapat kelemahan pada pengendalian internal klien yang sedang diperiksanya. 

 

Kelemahan pengendalian internal dapat terjadi disebabkan karena dua hal, yaitu yang pertama dapat disebabkan karena tidak adanya pengendalian sama sekali atau bisa juga disebabkan oleh pengendalian yang dirancang dengan buruk.  

 

Kelemahan pengendalian internal dapat meningkatkan risiko salah saji material pada laporan keuangan baik yang disebabkan oleh kesalahan maupun kecurangan. Jika auditor dapat mengidentifikasi adanya kelemahan pengendalian internal pada pos-pos tertentu maka auditor dapat mengarahkan pemeriksaan substantif terhadap pos-pos tersebut, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi dari pengerjaan audit.

 

Terdapat tiga metode pendekatan untuk mengidentifikasi kelemahan pengendalian internal. Metode pendekatan yang pertama adalah dengan melakukan pemetaan proses. Pemetaan proses ini dimulai dengan mendapatkan semua informasi mengenai aktivitas pengendalian internal.

 

Lalu auditor membuat alur bagan proses bisnis dan pengendaliannya lalu mengidentifikasi bagian yang terdapat kemungkinan adanya kelemahan pengendalian. Metode ini membutuhkan pengalaman dan juga pengetahuan yang memadai mengenai pengendalian internal khususnya aktivitas pengendalian. 

 

Metode pendekatan yang kedua adalah dengan melakukan brainstorming mengenai beberapa kemungkinan terjadinya kesalahan atau kecurangan yang dapat menyebabkan salah saji pada laporan keuangan. Misalnya, kemungkinan barang persediaan yang rusak atau usang masih masuk kedalam daftar persediaan perusahaan, kemudian auditor menilai apakah perusahaan memiliki aktivitas pengendalian agar barang persediaan yang usang atau rusak tersebut tidak lagi dicatat dalam daftar barang persediaan.

 

Metode ini bergantung pada kualitas brainstorming yang dilakukan oleh tim perikatan, semakin berpengalaman tim tersebut maka kualitas brainstorming akan semakin baik. 

 

Metode yang ketiga adalah dengan mencocokan aktivitas pengendalian dengan asersi yang sesuai yang ingin dicapai oleh perusahaan. Auditor mengumpulkan informasi mengenai aktivitas pengendalian dan mencocokan aktivitas pengendalian tersebut dengan asersi yang sesuai. Kemudian auditor akan mengidentifikasi asersi-asersi dimana terdapat tidak adanya pengendalian dan auditor akan menyimpulkan bahwa terdapat kelemahan pengendalian atas asersi tsb.  

 

Pada praktiknya, auditor menggunakan kombinasi dari ketiga pendekatan diatas untuk dapat mengidentifikasi kelemahan pengendalian internal dengan tepat. 

 

Rekomendasi Artikel.

Rekomendasi Artikel.